Mengapa Al Hajb Penting Dalam Hukum Waris Islam?

Al Hajb dalam Hukum Waris Islam

Dalam peristiwa kewarisan menurut hukum waris islam, kedudukan ahli waris akan menentukan dalam pembagian warisan. Apakah berhak menerima penuh atau sebagian, atau tidak menerima sama sekali. Kedudukan ahli waris yang demikian ini karena ajaran atau doktrin Al hajb.

Apa itu Ajaran Al Hajb dan Seberapa Penting?

Dari sisi istilah ajaran al hajb berarti pembatasan atau larangan bagi ahli waris untuk menerima warisan karena ada ahli waris lain yang lebih berhak. Al hajb memegang peranan penting dalam hukum waris Islam karena akan menentukan kedudukan ahli waris apakah mereka berhak menerima warisan atau sebaliknya. Seorang ahli waris tidak berhak menerima warisan sepenuhnya karena ada ahli waris lain yang mampu mengurangi bagiannya (hajb nuqsan). Ada kalanya juga ada ahli waris yang tidak berhak menerima warisan karena ada ahli waris lain yang mempunyai hubungan dekat dengan orang yang meninggal. Sehingga ahli waris ini sudah tidak mempunyai kedudukan sebagai ahli waris yang berhak menerima warisan (hajb hirman).

Bentuk AL Hajb

Al Hajb terdiri dari Hajb Nuqsan dan Hajb Hirman. Hajb nuqsan merupakan pembatasan yang dapat mengurangi bagian ahli waris sehingga tidak menerima sepenuhnya warisan, karena ada ahli waris lainnya. Sebagai contoh. Seorang suami dapat terlingkupi oleh hajb nuqsan dari mendapatkan 1/2 bagian menjadi 1/4 bagian karena yang meninggal (istri) mempunyai anak baik laki-laki atau perempuan. Demikian juga seorang istri dapat terlingkupi hajb nuqsan sehingga hanya mendapat 1/8 bagian, dari yang seharusnya menerima 1/4 bagian, karena yang meninggal (suami) mempunyai anak laki-laki atau perempuan. Seorang ibu apabila yang meninggal mempunyai anak baik perempuan atau laki-laki atau mempunyai dua saudara atau lebih, terlingkupi hajb nuqsan oleh karena itu hanya menerima 1/6 bagian dari yang seharusnya 1/3 bagian.

Hajb hirman merupakan larangan yang bersifat menghalangi ahli waris sehingga tidak berhak menerima warisan secara keseluruhan. Sebagai contoh. Seorang kakek terhalang menerima warisan jika yang meninggal (almarhum) masih mempunyai ayah, karena terlingkupi hajb hirman oleh ayah. Demikian juga seorang nenek terhalang menerima warisan karena terlingkupi hajb hirman  oleh ibu. Dan sebagainya.

 

About penulisblog

Menulis dan menulis

View all posts by penulisblog →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *